Senin, 04 Maret 2013

ASKEP Keperawatan Keluarga (Teori)



A.    Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks gengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga
Tahapan dari proses keperawatan keluaarga meliputi
1.      Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga.
a.       Yang termasuk pada pengkajian keluarga adalah:
1)      Mengidentifikasi data demografi dan sosio kultural
2)      Data lingkungan
3)      Struktur dan fungsi keluarga
4)      Stres dan strategi koping yang digunakan keluarga
5)      Perkembangan keluarga
b.      Yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga adalah:
1)      Fisik
2)      Mental
3)      Emosi
4)      Sosial
5)      Spirtual
2.      Perumusan diagnosis keperawatan.
3.      Penyusun perencanaan
Perencanaan disusun dengan menyusun prioritas menetapkan tujuan, identifikasi sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keperawatan.
4.      Pelaksanaan asuhan keperawatan
Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi sumber-sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat dan pemerintah
5.      Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

B.     Tahap-tahap Asuhan Keperawatan
1.      Tahap Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil data/informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :
a.       Wawancara keluarga
b.      Observasi fasilitas rumah
c.       Pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga (head to toe)
d.      Data sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-ray, PAP Smear dan sebagainya.
Hal2 yang perlu di kaji dalam keluarga adalah:
1)      Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
a)      Nama kepala keluarga (KK)
b)      Alamat dan telepon
c)      Pekerjaan kepala keluarga
d)      Pendidikan kepala keluarga
e)      Komposisi Keluarga
f)       Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah2 yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
g)      Suku Bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebutserta mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
h)      Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yg dapat mempengaruhi kesehatan.
i)        Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga di tentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain  itu status sosial ekonomi ditentkan pula oleh kebutuhan2 yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang2 yg dimiliki oleh keluarga , siapa yg mengatur keuangan.
j)        Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya di lihat kapan saja keluarga pergi bersama2unuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.
2)      Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a)      Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga ini.
Contoh:
Keluarga bapak A mempunyai 2 orang anak, anak pertama berumur 7 tahun dan anak kedua berumur 4 tahun, maka keluarga bapak A berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan usia anak sekolah.
b)      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c)      Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian biasa digunakan terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
d)      Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
3)      Pengkajian lingkungan
a)      Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
b)      Karateristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c)      Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
d)      Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada sejauhmana interaksinya dengan masyarakat.
e)      Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencangkup fasilitas fisik, fasilitas psikologi atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
4)      Struktur Keluarga
a)      Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota keluarga.
b)      Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
c)      Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
d)      Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.
5)      Fungsi Keluarga
a)      Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga, terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
b)      Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
c)      Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yg sakit, sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit. Kesanggupan keluarga didalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat.
Hal-hal yang di kaji sejauhmana keluaarga melakukan pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah:
(1)   Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, yang perlu dikaji  adalah sejauhmana keluarga mengetahui mengenai fakta2 dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
(2)   Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yg tepat, hal yang perlu dikaji adalah:
(a)    Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah
(b)   Apakah masalah kesehatan di rasakan oleh keluarga
(c)    Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang di alami
(d)   Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit
(e)    Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan
(f)    Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada
(g)    Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
(h)   Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasi masalah
(3)   Mengetahui sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya (sifat,penyebaran,komplikasi,prognosa dan cara perawatannya)
(a)    Sejauh mana keluar mengetahui tentang  sifat dan perkembangan perawatan yang di butuhkan
(b)   Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang di perlukan untuk perawatan
(c)    Sejauh mana keluarga mengetahui sumber2 yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggungjawab, sumber keuangan/Finansial, fasilitas fisik, psikososial)
(d)   Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit
(4)   Untuk mengetahui Sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji adalah:
(a)    Sejauh mana keluarga mengetahui sumber2 keluarga yang dimiliki
(b)   Sejauh mana keluarga melihat keuntungan /manfaat pemeliharaan lingkungan
(c)    Sejauh mana keluarga mengetahui Pentingnya higiene sanitasi
(d)   Sejauh mana kekompakan antar anggota keluarga
(5)   Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas /pelayanan kesehatan di masyarakat, hal yang perlu dikaji adalah:
(a)    Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan
(b)   Sejauh mana keluarga memahami keuntungan2 yang dapat di peroleh dari fasilitas kesehatan
(c)    Sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan fasilitas kesehatan
(d)   Apakah keluarga mempunyai pengalaman yg kurang baik terhadap petuga kesehatan
(e)    Apakah Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga
d)      Fungsi reproduksi
Hal yang perlu di kaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
(1)   Berapa juamlah anak
(2)   Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
(3)   Metode apa yang di gunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlsh anggota keluarga
e)      Fungsi Ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
(1)   Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
(2)   Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga
6)      Stress dan Koping keluarga
a)      Stresor Jangka pendek dan panjang
(1)   stresor janka pendek yaitu stesor yang di alami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 Bulan
(2)   Stresor janka panjang yaitu stresor yang di alami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 Bulan
b)      Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi /stressor
c)      Strategi koping yang di gunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan
d)      Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang di gunakan bila menghadapi permasalahan
7)      Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang di gunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik klinik.
8)      Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.

2.      Tahap Diagnosa
a.       Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian, yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari:
1)      Diagnosa Keperawatan Keluarga Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan kesehatan. Sebagai contoh:
a)      Gangguan nutrisi
Kurang dari kebutuhan pada balita (Anak N), keluarga Bapak Y berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah kekurangan nutrisi.
b)      Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (Ibu S) keluarga Bapak Y berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak ( rematik).
c)      Perubahan peran dalam keluarga (Bapak A) Berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran sebagai suami.
2)      Diagnosa Keperawatan Keluarga Risiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan. Misalnya lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat. Sebagai contoh:
a)      Risiko terjadi konflik pada keluarga Bapak I berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi.
b)      Risiko gangguan perkembangan pada balita (Anak N) keluarga Bapak Y berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi terhadap balita.
c)      Risiko gangguan pergerakkan pada lansia ( Ibu Y) keluarga Bapak A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak
3)      Diagnosa Keperawatan Keluarga Sejahtera/Potensial
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat di tingkatkan. Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi. Sebagai contoh:
a)      Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga Bapak K.
b)      Potensial peningkatan status kesejahteraan pada bayi keluarga Bapak X.
c)      Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga Bapak I.
b.      Menetukan Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga (menurut Ballon dan Maglaya, 1978).

No.
Kriteria
Skor
Bobot
1.
Sifat Masalah
·         Skala:
-          Aktual (Tidak/Kurang sehat)
-          Ancaman kesehatan
-          Keadaan Sejahtera



3
2
1



1
2.
Kemungkinan Masalah
·         Skala:
-          Mudah
-          Sebagian
-          Tidak dapat


2
1
0



2
3.
Potensial Masalah untuk Dicegah
·         Skala:
-          Tinggi
-          Cukup
-          Rendah


3
2
1



1
4.
Menonjolnya Masalah
·         Skala:
-          Masalah berat harus segera ditangani
-          Ada masalah, tapi tidak perlu ditangani
-          Masalah tidak dirasakan


2
1
0



1

Skoring:
v  Tentukan skor untuk setiap kriteria.
v  Skore dibagi dengan angkat tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.
Catatan : skor dihitung bersama-sama dengan keluarga.
       Skor
Bobot
Angka tertinggi

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas:
Kriteria 1:
Sifat masalah, bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.
Kriteria 2:
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor2 sebagai berikut:
Ø  Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah.
Ø  Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
Ø  Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, ketrampilan dan waktu
Ø  Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat: dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan sokongan masyarakat.
Kriteria 3:
Potensial masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:
Ø  Kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau masalah .
Ø  Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
Ø  Tindakan yang sedang di jalankan adalah tindakan2 yang tepat dalam memperbaiki masalah.
Ø  Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah.
Kriteria 4:
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat  masalah kesehatan tersebut. Nilai Skor yang tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.

3.      Tahap Intervensi/Tahap Perencanaan Tindakan Keperawatan Keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.

4.      Tahap Implementasi/Tahap Pelaksanaan Keperawatan Keluarga
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal dibawah ini:
a.       Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara:
1)      Memberikan informasi
2)      Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
3)      Mendorong  sikap emosi yang sehat terhadap masalah
b.      Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara:
1)      Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan
2)      Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
3)      Mendiskusikan tentang konsekuensi tipa tindakan
c.       Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dengan cara:
1)      Mendemonstrasikan cara perawatan
2)      Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah
3)      Mengawasi keluarga melakukan perawatan
d.      Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat, dengan cara:
1)      Menemukan sumber2 yang dapat digunakan keluarga
2)      Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin
e.       Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara:
1)      Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada
2)      Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

5.      Tahap Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah di berikan, dilakukan penilaian untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai.
Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu kali kunjungan ke keluarga.
Untuk dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional:
S adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan intervensi keperawatan, misalnya : keluarga mengatakan nyerinya berkurang.
O adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi keperawatan, misalnya : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
A adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait dengan diagnosis.
P adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahapan evaluasi .
Tahapan Evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif.  Evaluasi formatif adalah evaluasi yang di lakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

3 komentar: